mengagumkan "bon iver"




Situs NPR Music sedang memberi kesempatan bagi para pembacanya untuk mendengar secara keseluruhan album baru Bon Iver, berjudul "Bon Iver", yang baru akan resmi meluncur 21 Juni nanti. Album ini adalah yang kedua setelah "For Emma, Forever Ago" keluar pada 2008.

Bon Iver sebenarnya adalah sebuah band, tapi sosok penulis lagu dan vokalis Justin Vernon sudah menjadi personifikasi utama Bon Iver. Adalah vokalnya dan tumpukan cerita kegagalannya dalam hidup yang kemudian menjadi materi bagi lagu-lagu Bon Iver.

Justin Vernon juga, sebagai 'alterego' Bon Iver, yang kemudian menarik perhatian rapper Kanye West. Bersama John Legend, Nicki Minaj, Jay-Z dan Rihanna, Vernon ikut tampil di konser eksklusif Kanye West yang penuh bintang tamu di The Bowery Ballroom, New York, November 2010 lalu.

Sensitivitas dan 'kesunyian' yang muncul dalam vokal Vernon lewat lagu-lagu Bon Iver adalah kekontrasan buat bravado seorang Kanye. Namun, sensitivitas itulah kekuatan Vernon.

"For Emma, Forever Ago" adalah sebuah album yang sederhana, tenang, namun penuh lapisan emosi yang kompleks.

Pendengar tak pernah benar-benar bisa mencermati kata-kata apa yang sedang dinyanyikan (atau tepatnya, digumamkan) Vernon.

Dengan teknologi mesin pencari di internet, tentu tak sulit mencari lirik lagu-lagu Bon Iver. Namun untuk apa? Pasalnya, esensi dari mendengarkan Bon Iver bukan soal mencari makna akan lirik lagu-lagu mereka kemudian menyanyikannya bersama.

Mendengarkan Bon Iver pun bukan tentang mengingat judul lagu, tapi soal tenggelam dalam lapisan komposisi aransemen yang perlahan mengembang, kemudian mengempis lagi. Menanjak, lalu menurun lagi. Dan di antara semua itu, ada pendengar yang terombang-ambing. Kita tidak pernah tahu ke arah mana (secara musikal) Bon Iver akan membawa lagu-lagunya. Yang terendap adalah perasaan.

Vernon membuat "For Emma, Forever Ago" di kabin ayahnya di tengah hutan. Dan saat mendengarkan album itu, sulit untuk memikirkan apapun selain kesunyian dan kesendirian yang pastinya muncul dari skenario tersebut. Hasilnya adalah lagu-lagu dengan kementahan emosi, kejujuran yang begitu telanjang. Vernon menyanyikan lagu-lagu itu seolah dengan luka kehilangan yang masih menganga.

Meski begitu, Bon Iver bukan hanya tentang kesedihan dan beragam nuansanya, tapi juga emosi-emosi lain yang membuat kita kembali ingat apa artinya menjadi manusia.

Sementara lewat album keduanya, Bon Iver, Vernon tidak lagi menyendiri di tengah hutan. Kini ia tenggelam dalam kesepian di tengah hiruk-pikuk dan deru kota. Setiap lagu di album ini terdengar lebih besar, semakin kaya dengan ragam bebunyian. Dan setiap lapisan bunyi dan vokal yang terkelupas adalah keindahan yang membuat nafas tertahan.



lihat vidoe bon iver "calgary"


Category:

0 komentar:

Posting Komentar